Tahukah anda bahwa membaca dapat merangsang orang untuk banyak bicara ?
Membaca memberikan jenis latihan yang
berbeda bagi otak dibandingkan menonton TV atau mendengarkan radio. Baik ketika
Anda memahami halaman per halaman atau hanya sekedar memindai instruksi manual
mesin pembuat kopi, bagian otak yang telah mengembangkan fungsi-fungsi lain seperti
kemampuan imajinasi, bahasa dan pembelajaran asosiatif semua terhubung dalam
sirkuit saraf tertentu untuk membaca. Ini merupakan hal yang sangat menantang,
kata Ken Pugh, PhD, presiden dan direktur penelitian Haskins Laboratories
kepada majalah Oprah. Kebiasaan membaca memacu otak Anda berpikir dan
berkonsentrasi.
Banyak sekali manfaat dari membaca, salah
satunya merangsang otak untuk banyak berbicara. Sewaktu SMP saya senang sekali
menyendiri, menghindari suatu pembicaraan, mengatasi masalah sendiri, dan sulit
untuk bersosialisasi dengan orang lain. hal ini terus berlanjut sampai saya
masuk SMK. Saat itu saya memilih SMK yang sama dengan waktu SMP hal ini juga
yang membuat saya kurang bergaul, karena saya tidak belajar beradaptasi di
tempat yang lain. sampai saat saya lulus pada waktu itu saya baru sadar bahwa
saya kurang berwawasan, saya sangat gugup ketika orang lain mendekati saya
apalagi teman yang belum saya kenal karena saya tidak bisa membuka pembicaraan
dan tidak tau apa yang ingin dibicarakan. Akhirnya ketika saya lulus saya masuk
ke universitas di Jakarta saya memilih komunikasi, ya walaupun saya tidak tahu
apa yang terjadi dua tahun mendatang setelah saya masuk fakultas komunikasi ini.
Saya berkanalan dengan banyak orang disana saya terus mencoba untuk menyapa
meskipun saya tidak kenal. Namun tidak banyak berubah dari sikap saya yang
senang menyendiri, pendiam. Saya pusing ketika materi kuliah sangat erat sekali
dengan komunikasi, bahkan semua presentasi yang saya buat bersama-sama teman
saya menjadi pasif. Mengapa? Saat itu materi presentasi sangat sulit saya
pahami bahkan memang benar-benar tidak mengerti apa yang ada di makalah
tersebut. Dan ketika presentasi buyar semuanya, akhirnya saya menjelaskan isi
makalah dengan tidak lancar, saya mencoba membuat pemikiran sendiri dan
pemahaman sendiri di pikiran saya dan mencoba mengungkapkan apa yang saya tahu,
hasilnya adalah saya memutar-mutarkan penjelasan saya sebanyak dua kali dan
pada saat itu saya tidak tahu apa yang akan saya ucapkan lagi ketika tidak ada
lagi kata-kata yang saya sampaikan, saya mengakhiri penjelasan saya dengan aksen
kalimat tanya yang seharusnya nada akhir pembicaraan itu adalah menurun tp
disitu saya sudah buntu orang-orang yang mendengarkan saya bicarapun merasa
aneh, apa yang baru saja dia ucapkan? Saya pun merasa aneh, dan itu terjadi
berulang kali saat presentasi mata kuliah yang lain. sangat-sangat tidak
percaya saya sama sekali tidak mengerti pembahasan yang ada di setiap makalah
untungnya mereka semua mewajari saya karena saya angkatan baru dan baru
semester awal.
bagaimana kita membuka pembicaraan?,
bagaimana kita membaca bahasa tubuh orang lain?, bagaimana kita bisa memecahkan
masalah dengan kerjasama? Bagaimana kita memahami sifat orang lain dengan gaya
bicaranya? Itu pembahasan-pembahasan materi yang selalu saya pikirkan.
Saya memang memiliki kebiasaan malas
setiap hari, tapi anehnya saya punya hasrat ingin mengerjakan sesuatu yang
berguna untu diri saya kedepan. Orang amerika berusia 18 tahun ke atas
menghabiskan 11 – 20 buku dalam setahun. Bahkan, 25 persen warga Negeri Paman
Sam menghabiskan lebih dari 21 buku setahun, saya berkomitmen membaca lima judul buku
dalam satu bulan. Akhirnya ketika liburan akhir semester dua saya mencoba untuk
membuka otak sadar membaca saya dengan pergi ke perpustakaan yang beribu-ribu
buku ada disitu. Saya ambil 2 buku setiap dua minggu dan itupun yang saya baca sampai
habis hanya satu, karena waktunya hanya dua minggu setiap pemijaman. Setiap dua
minggu sekali saya mondar-mandir ke perpustakaan kampus mencari buku yang akan saya
baca untuk dua minggu ke depan. Sampai akhirnya dua bulan liburan saya bisa
sudah membaca 12 judul buku yang berbeda.
Liburan telah habis waktunya saya menuntut
ilmu lagi, dan lagi-lagi saya dapat tugas presentasi. Semua materi saya buat
saya coba pahami semua isinya, namun gagal saat presentasi saya tetap hanya
membaca teks tapi dengan banyak eye cotact yang saya berikan kepada audiens. Presentasi
berikutya saya membuat makalah hasil penelitian tentang pengaruh televisi bagi
masyarakat saya mencoba menghafalkan namun tidak bisa, akhirnya saya coba
mengingat kata kunci dari pembahasan itu. Saat presentasi saya berhasil
mengungkapkan apa yang ingin saya sampaikan di depan.
Sampai saat ini saya masih banyak
berbicara dan sudah tidak gugup seperti dulu lagi, saya tahu itu adalah efek
dari membaca, meskipun buku yang dibaca tidak kita pahami betul dan persis tapi
otak merangsang dan menjadikannya wawasan berbicara yang banyak. Manfaat membaca
buku itu bukan hanya kita bisa memiliki wawasan atau menambah wawasan, tapi
membaca dapat memberikan positif pada pembicaraan kita, maka meyatu lah ketika
kita berwawasan luas dengan pengalaman berbicara yang banyak kepada orang. Memberikan
image atau pandangan baik di mata orang. Bahkan kita tidak perlu menghafalkan
semua materi ketika menghadapi ujian dengan membaca otak dapat dengan mudah
menangkap isi materi yang sedang kita baca. Cara menghafal materi secara
singkat mudah hilang dan menjadi tidak begitu paham isi pokok dari materi
tersebut sekalipun anda menghafalkan dengan cara mengulang beberapa kali untuk
bisa menghafalkan, cara itu memang sangat efektif untuk menghafal secara cepat
tetapi tingkat pemahamanya masih rendah.
Demikian tulisan dari saya semoga
bermanfaat J
Comments
Post a Comment