Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2015

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data Perolehan data penelitian yang luas dan mendalam, maka usaha yang dilakukan melalui : 1.       Observasi berpartisipasi. 2.       Melakukan wawancara, dibuat pedoman yang dijadikan acuan dan instrument wawancara yang dilakukan bersifat terbuka. 3.       Focus Group Disscussion 4.       Dokumentasi, mengenai akurasi sumber dokumen, dan bermanfaat sebagai bukti penelitian serta sesuai dengan standar kualitatif.

CONTOH RUMUSAN MASALAH

RUMUSAN MASALAH Bagaimana profil visionary Leadership (kepemimpinan visioner) di SMAN 3 Kota Bandung Bagaimanakah kepala sekolah menciptakan, merumuskan, dan mengimplementasikan visi bersama? Bagaimanakah usaha pimpinan SMAN 3 dalam membangun budaya sekolah efektif Langkah-langkah apa yang ditempuh sekolah dalam mengimplementasikan visionary leadership untuk membangun budaya sekolah efektif Bagaimanakah model membangun budaya sekolah efektif melalui Visionary leadership pada SMAN 3 Kota Bandung?

Sejarah media

Sejarah media 1  1.   Era kesukuan Menurut McLuhan, selama era kesukuan (tribal era) indra pendengaran, penciuman dan perasa merupakan indra yang lebih banyak digunakan manusia, terlebih yang pertama. Menurutnyam selama periode ini kebudayaan sangat berorientasi pada pendengaran dan orang berkomunikasi lebih mengandalkan pada telinga. Namun telinga tidak memiliki kemampuan untuk menyaring atau melakukan seleksi terhadap pesan yang diterima sebagaimana indra penglihatan yang memungkinkan manusia memberikan focus perhatian.             Era kesukuan memiliki ci lisan, yaitu bercerita, dimana orang menjalankan atau mengungkapkan tradisi, ritualdan nilai-nilai mereka melalui kata-kata yang diucapkan bagi kebanyakan orang pada era kesukuan, mendengarkan adalah memberikan kepercayaan terhadap apa yang di dengar.   2.   Era tulisan Pada era tulisan (Literate era) orang menekankan pada indra penglihatan yang ditandai dengan diperkenalkannya huruf abjad (alfabet) dan karenanya, mat

TEORI KRITIS

Teori kritis Ciri teori kritis ·       Teori-teori cenderung bersifat meluas (macroscopic), yaitu menguji efek-efek media secara luas dan bersifat budaya. ·          Teori kebudayaan kritis diakui secara terbuka memiliki motif-motif politik yang didasarkan atas ajaran neo-marxis, orientasi ajaran ini berdasarkan politik aliran kiri. ·          Tujuan penganut teori ini adalah untuk mendorong perubahan dalam hal kebijakan pemerintah atas media, dan akhirnya mendorong perubahan pada meda dan system kebudayaan. Teori ini beranggaoan bahwa media massa yang mendukung mereka berkuasa (pemilik aset) haruslah diubah ·          Teori kebudyaan kritis menyelidiki dan menjelaskan bagaimana kelompok elit menggunakan media massa untuk memoertahankan kekuasaan dan posisi istimewa mereka. isu-isu, seperti kepemilikan media hubungan pemerinth dengan media, serta persoalan keterwakilan pekerja dan kelompok-kelompok yang belum terwakili dalam manajemen medua selalu menjadi tema-tema penelitia

Model Komunikasi Massa

Teori komunikasi massa merupakan penjelasan atau perkiraan terhadap gejala social, yang berupaya untuk menghubungkan komunikasi massa kepada berbagai aspek kehidupan dan personal atau system social. Untuk memahami teori komunikasi massa, perlulah kita memahami beberapa hal berikut ini. 1.     Tidak ada teori tunggal dalam komunikasi massa. Missal, terdapat teori yang menjelaskan gejala yang melibatkan masyarakat luas, seperti bagaimana masyarakat memberikan arti kepada symbol-simbol budaya dan bagaimana symbol-simbol itu memperngaruhi tingkah laku kita (interaksi simbolik). 2.     Teori komunikasi massa yang sering meminjam pengetahuan dari disiplin ilmu lainnya. Misalnya teori konstruksi social kenyataan (the social construction of reality theory) berasal dari ilmu sosiologi, teori perubahan sikap (attitude change theory) dipinjam dari ilmu psikologi. 3.     Teori komunikasi massa merupakan konstruksi manusia (human construction). Orang menciptakan teori komunikasi massa dan ka