Ahmad Basuni
44412010055
1. CLASSICAL
CONDITIONING
Memandang
bahwa perubahan respon konsumen merupakan hasil dari pemaparan rangsangan
(stimulus). Solomon mengemukakan bahwa proses belajar perilaku adalah proses
belajar yang terjadi karena respon konsumen terhadap suatu stimulus atau
lingkungan konsumen. Behaviorist Approach ini terdapat tiga tipe pembelajaran
yaitu, Classical Conditioning dan Instrumental Conditioning, serta
Observational atau Social learning.
Classical
Conditioning adalah suatu teori belajar yang mengutarakan bahwa mahluk hidup,
baik manusia maupun binatang adalah mahluk pasif yang bisa diajarkan perilaku
tertentu melalui pengulangan (repetition atau conditioning, Schiffman dan
Kanuk).
Contoh: Iklan Top Kopi
Iwan fals adalah musisi
terkenal di Indonesia karna lagu-lagunya yang mengkritik pemerintah. Dia
sebagai ambassador iklan Top kopi yang dimana merk tersebut adalah pendatang
baru.
Pada iklan Top Kopi dimana Iwan Fals (Primary
Stimulus) yang merupakan sebuah penyanyi sekaligus public figure
menyemboyankan “Jangan mengaku orang Indonesia kalau belum coba Top Kopi” (Secondary
Stimulus). Hal ini akan membuat para konsumen akan mencoba produk Top Kopi
utamanya para pecinta Iwan Fals.
2.
INSTRUMENTAL CONDITIONING
Adalah proses belajar yang
terjadi pada diri konsumen akibat konsumen menerima imbalan (reward) yang
positif atau negatif karena mengkomsumsi suatu produk sebelumnya.
Konsep
Instrumental Conditioning
-
PENGUATAN
POSITIF (Positive Reinforcement).
Adalah reward positif yang diterima
konsumen karena mengkomsusi atau membeli suatu produk.
-
PENGUATAN
NEGATIF (Negative Reinforcement).
Adalah hal-hal negatif atau sesuatu
yang tidak menyenangkan (unpleasant atau negative reward) yang akan dirasakan
konsumen karena ia tidak mengkonsumsi atau membeli suatu produk atau jasa.
-
KEPUNAHAN
(Extinction) .
Contoh
: Iklan penghilang noda pakaian Vanish
Vanish adalah produk yang terkemuka dalam perawatan bahan
pakaian di lebih dari 30 negara di dunia, dan terkenal efektif untuk menghilangkan
noda yang sulit dibersihkan dengan hanya menggunakan deterjen.
Vanish (vA-Nish) efektif menghilangkan noda seperti saus,
lumpur, lipstick dan keringat, yang sulit untuk dihapus dengan hanya
menggunakan deterjen. Vanish ampuh menghilangkan noda pada pakaian berwarna,
putih dan pakaian halus tanpa merusak serat kain.
Keunggulan produk dapat menghilangkan noda pakaian tanpa
merusak serat kain menjadi penguatan positif
(Positive Reinforcement).
Jadi para konsumen
yang ingin pakaiannya bersih dari noda dan tanpa merusak kain baiknya memakai
produk ini.
3. OBSERVATIONAL LEARNING
Pada observational learning proses belajar
yang dilakukan konsumen ketika ia mengamati tindakan dan perilaku orang lain
dan konsekuensi dari perilaku tersebut.
Contoh :
IIklan Ajinomoto
Deddy Mizwar dalam iklan
produk Ajinomoto dapat
mengembalikan kepercayaan konsumen bahwa Ajinomoto adalah produk yang halal dan
baik.
PT Ajinomoto Indonesia terkena isu "pig
oil" dalam memproduksi penyedap rasa merek Ajinomoto, sehingga akibatnya
penjualan produk tersebut harus ditarik dari pasaran karena dianggap tidak
halal oleh kelompok konsumen tertentu. Untuk mengembalikan Brand Image, PT
Ajinomoto menayangkan iklan yang dibintangi oleh Dedi Mizwar sebaga tema
endoser. Seberapa besar kemampuan tema endoser ini dalam melakukan brand image,
didasarkan pada pengaruh atrractiveness, trustworthiness, dan expertise.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa laten eksogen atrractiveness,
trustworthiness, dan expertise mempunyai pengaruh terhadap laten endogen (brand
image). Diantara 3 (tiga) laten eksogen, trustworthiness adalah laten eksogen
yang mempunyai kontribusi paling besar dalam brand image produk Ajinomoto
melalui iklan yang dibintangi Dedi Mizwar. Hasil uji t, ditemukan bahwa ttest
untuk keseluruhan laten eksogen lebih besar 1,96 yang mengindikasikan bahwa
pengaruh ketiga variabel laten eksogen terhadap laten endogen adalah
signifikan. Program brand image yang dilakukan produk Ajinomoto melalui iklan
yang dibintangi Dedi Mizwar ternyata cukup berhasil untuk menciptakan brand
image merek Ajinomoto dengan pengaruhnya sebesar 40%.
4. KOGNITIF
Dari perspektif kognitif, konsumen
berperilaku untuk menyelesaikan berbagai masalahnya. Timbulnya kebutuhan dan
keinginan, dipandang sebagai masalah yang harus diselesaikan. Misalnya saja
ketika ada masalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya, konsumen akan
menyelesaikan masalahnya itu dengan mencari informasi berbagai produk yang
mungkin bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Ketika informasi sudah terkumpul,
konsumen akan menyeleksi informasi itu dan akan memilih satu merek produk yang
kira-kira sesuai dengan criteria yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan
demikian proses belajar kognitif menekankan pada proses berfikir dalam
pembelajaran konsumen.
Contoh : Iklan XL tarif sampe puas xl bebas
Dalam iklan XL bebas adanya tanda ditandai dengan
adanya peristiwa telepon murah, sebuah HP yang dipegang sebagai sebuah isyarat
tangan, sebuah kata yang diucapkan waktu nelpon sesukanya dengan tidak
buru-buru karena dengan tarif murah, suatu kebiasaan nelpon, sebuah gejala
untuk nelpon terus dengan XL bebas, suatu ekspresi wajah, suatu sikap yang
menunjukkan senang bisa nelpon murah sepuasnya, cara berbicara, biaya telepon
yang ditunjukkan untuk bisa nelpon sepuasnya, dan lain sebagainya, semuanya itu
dianggap sebagai tanda.
Mengingat sekarang lagi perang tarif pada operator-operator. Di XL bebas, menawarkan dan mengajak masyarakat untuk sama-sama memakai kartu XL bebas karena Rp.600,- bisa nelpon sepuasnya yang dapat dipakai untuk nelpon ke operator lain.
Mengingat sekarang lagi perang tarif pada operator-operator. Di XL bebas, menawarkan dan mengajak masyarakat untuk sama-sama memakai kartu XL bebas karena Rp.600,- bisa nelpon sepuasnya yang dapat dipakai untuk nelpon ke operator lain.
Makna konotatif adalah makna lebih mendalam yang
berkaitan dengan pemahaman-pamahaman ideologi dan kultural, meliputi aspek
makna yang berkaitan dengan perasaan dan emosi serta nilai-nilai kebudayaan dan
ideologi. Dalam iklan XL bebas menunjukkan, gambar wajah orang tersenyum
bahagia dan tertawa dapat diartikan sebagai suatu keramahan, kebahagiaan.
Tetapi sebaliknya, bisa saja tersenyum diartikan sebagai ekspresi penghinaan
terhadap seseorang atau kartu perdana telepon lainnya.
Comments
Post a Comment